Kuala Lumpur International Airport (KLIA), kali kedua kaki menjejak di sini. Tanda waktu di pergelangan tangan kanan tepat menunjukkan pk 23.45 saat kaki melangkah keluar dari badan KLM yang ditumpangi dari Jakarta. Keluar ke ruang kedatangan sambil berlari mengejar aerotrain, tangan segera mengaktifkan HP dan mencari koneksi ke WiFi bandara. Rentetan pesan berlomba memenuhi kotak pesan, namun yang pertama dicari adalah pesan terakhir dari grup VMY2014.
Padatnya lalu lintas udara di Cengkareng menyebabkan antrian di landasan pacu untuk terbang. Untuk menghalau bosan waktu menunggu digunakan mengutak-atik sajian monitor kecil di sandaran bangku depan. Lolos dari antrian panjang di bagian imigrasi, kaki bergegas menemui Edgar dan Gael; duo blogger Pilipina yang telah menanti di dekat konter pemesanan taksi. Akhirnya bertemu lagi setelah berpisah di KLIA akhir September 2013 lalu usai MTH2013.
Di luar bandara, halimun mulai menebar jaring-jaring lembutnya yang membuat bulu-bulu halus di permukaan kulit gemetar menahan dingin. Mata sudah sepet, jaket semakin dirapatkan; kami beranjak dari KLIA dengan taksi menuju Kuala Lumpur. Jelang pk 02.00 setengah tidur menurunkan ransel di depan Container Hotel, Kuala Lumpur.
Kami ditempatkan dalam satu kontener yang diisi dengan 4 (empat) ranjang susun di lantai 2. Edgar menempati ranjang di dekat pintu masuk yang lega, saya dan Gael menempati ranjang di ruang sebelahnya. Pada kunjungan berikutnya setelah ngobrol-ngobrol dengan mas yang jaga di resepsionis; baru tahu kalau kontener yang kami tempati adalah tipe kamar Outgoing. Di dalamnya dilengkapi dengan kamar mandi serta locker berikut gemboknya.

Kiri adalah deretan kamar Adventure, di depannya jendela kamar Conservative (bawah) dan Outgoing (atas)
Conservative adalah tipe kamar yang berada di lantai dasar di belakang lobby, dengan 1 (satu) queen bed dan kamar mandi di dalam. Di belakang Outgoing dan Conservative terdapat kamar Adventure yang diisi dengan 1 (satu) super single bed, sedang untuk mandi dan bersih-bersih sharing dengan 7 (tujuh) kamar lainnya. Kesemua kamar mandi untuk setiap tipe kamar dilengkapi dengan pengatur suhu panas dan dingin.
Tak salah bila membaca kata kontener bayangan langsung tertuju pada peti kemas di pelabuhan. Karena Container Hotel yang dibangun dengan konsep goes green di tengah Kuala Lumpur ini memang menyediakan kamar-kamar yang dirancang sedemikian rupa di dalam peti kemas atau kontener besar. Lokasinya sangat strategis untuk pejalan yang senang bergegas ke sana ke mari dan ingin menikmati tenangnya kota. Dekat dengan kedutaan Indonesia dan buat yang suka cuci mata tak jauh dari Blang Bintang.
Container Hotel
No 1, Jalan Delima, 55100 Kuala Lumpur, Malaysia
Facebook : https://www.facebook.com/containerhotelkl
Instagram : @containerhotel
Phone : +60-3-2110-4388
Email : enquiry@containerhotel.com.my
Tipe/Harga Kamar:
Outgoing (female/male/mixed dormitory) MYR 50
Adventure MYR 110
Conservative MYR 165
*untuk update harga kamar, silakan dicek langsung ke alamat di atas
**untuk melihat isi kamar Adventure dan Conservative silakan diintip langsung di SINI
Setelah cek ricek isi kamar dan cuci muka; pk 03.30 perlahan lelap dengan badan meringkel dalam selimut tebal. Pk 06.30 ada yang menggedor-gedor pintu kontener; ternyata Ed sudah menjemput. Untungnya sudah mandi meski masih sibuk membereskan isi buntelan sebelum check out dan bergegas ke tempat berkumpul menuju Putrajaya.
Tiga hari kemudian, jelang pagi sesaat setelah balik dari Penang kami kembali menjejak di depan Container Hotel didrop bang Nuar, bosnya Gaya Travel Magazine. Masih menempati kontener yang sama, namun kali ini isinya cewek semua dengan tambahan 2 (dua) pejalan dari Cina.
Pulas 6 (enam) jam, menikmati sarapan roti kacang plus secangkir coklat panas sembari ngobrol dengan salah seorang room mate dari Cina sebelum cabut ke Bangi menyusuri jejak IBU. Cuma bisa bilang terima kasih pada Shams yang memenuhi janjinya mengijinkan badan ini beristirahat di kontener Salam kembara [oli3ve].
