Kami menggapai Johor Bahru jelang pk 19.30 waktu setempat. Kebayang betapa bau apeknya badan yang lengket setelah seharian mengikuti beragam aktifitas sepanjang perjalanan dari Malaka, Muar hingga Kluang. Namun informasi yang disampaikan secara berantai dari panitia di pelataran parkir; menghimbau semua peserta Malaysia Tourism Hunt 2013 segera mengunci kendaraan dan bergegas ke ballroom untuk mengikuti serangkaian acara penyambutan oleh pemerintah setempat.
Selepas mengisi perut, peserta MTH2013 yang memang sudah kelelahan satu per satu kabur dari ballroom dengan beragam alasan. Beberapa acara masih berlangsung tapi badan sudah tak bisa kompromi, ingin segera diguyur dengan air hangat. Lewat grup WhatsApp Messenger menyebar ajakan bagi yang ingin jalan malam janjian berkumpul di lobby hotel pk 22.00. Kemanaaa? Cuci mata ke pasar malam tak jauh dari hotel!

Jl Dhoby, tempat nongkrong di Johor Bahru. Di ujung kanan bawah ada kedai kopi yang asik punya, sayang waktu lewat mereka sudah siap tutup
Pk 22 lewat berenam kami melangkah keluar dari lobby hotel menuju Pasar Malam Karat, Johor Bahru. Jalanan sudah lengang, kendaraan yang lewatpun bisa dihitung dengan jari. Agak ragu juga sih, apakah masih ada yang berkegiatan saat malam semakin pekat dan suasana senyap begini? Sampai di Jl Dhoby kami berbelok ke kiri, resto dan kafe sepanjang jalan sudah mematikan lampunya dan menutup rapat-rapat pintu gesernya. Tunggu duluuuu, ada satu kedai yang lampunya masih menyala di sebelah kanan jalan, seakan melambai untuk didekati. Setelah dekat ternyata kedai keranda!
Tak jauh dari kedai keranda ini, ada butik vintage yang buka hingga jelang pagi, The Scandalist. Benda-benda pajangannya bikin ngiler tapi hasrat untuk belanja dikekang dulu. Mas-mas yang jaga juga nggak masalah koq kita hanya lihat-lihat, pegang-pengang, ngepas-ngepasin di badan lalu melenggang keluar setelah puas cuci mata.
Di ujung Dhoby, ada satu kafe yang menarik namanya Kafe Roost. Tergoda dengan penampakan dari bibir jalan, kita sepakat untuk mampir duduk manis mencicipi kopinya sembari menanti pergantian hari. Sayang, dari luar mulai terlihat mas dan mbaknya bersiap untuk tutup. Yaaaaa, kuciwa deh padahal belum pk 24 lho! Pokoknya kalau ke JB lagi harus mampir ke sini:
The Scandalist
No 27, Jalan Dhoby, 80000 Johor Bahru, Malaysia
Kafe Roost
No 9, Jalan Dhoby, 80000 Johor Bahru, Malaysia
Ya sudah, kembali ke tujuan awal untuk cuci mata di pasar malam, kami menyeberang ke Bazaar JB. Barang dagangan digelar di jalan maupun di dalam tenda sepanjang Jl Trus, Jl Wong Ah Fook, Jl Segget dan Jl Tan Hiok Nee. Karena bazaar yang sudah ada sejak 2009 ini berada di sekitar Pasar Karat, maka dikenal juga dengan Bazaar Malam Karat. Sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh pemerintah setempat, para pedagang baru mulai menggelar dagangannya pada pk 18.00 – 24.00 (Senin – Jumat) dan pk 07.00 – 02.00 (Sabtu – Minggu) di sepanjang jalan.
Jelang pk 24.00 kami beranjak dari Pasar Karat kembali menyusuri jalan ke hotel untuk beristirahat menyambut keriaan esok hari. Entah kenapa malam ini menjumpai 2 (dua) kedai yang menjual keranda jenazah.
Satu di ujung jalan saat hendak berbelok ke Pasar Karat, yang satu di sisi jalan yang lain saat meninggalkan lokasi bazaar. Mungkin ada ketentuan untuk kedai keranda tidak mematikan lampunya kala malam hari, karena kedua kedai tersebut dari luar kacanya tembus pandang dan lampunya benderang sementara ruko-ruko di sebelahnya mengandalkan penerang dari lampu jalan. Hmm .. Ada yang mau pesan? malam-malam masih buka lho! [oli3ve].
Diposting juga di Kompasiana, Jumat, 15 Nopember 2013 dan menjadi salah satu berita headline.
